Mendidik anak dalam Islam
Sesungguhnya
anak adalah keturunan yang merupakan harapan suami istri sebagai tempat
menumpah kasih sayang dan suatu sumber kebahagiaan. Anak merupan kekayaan yang
tidak ternilai harganya, selain itu juga anak adalah amanah dari Allah yang
harus dipelihara dan didididk dengan sebaik baiknya agar mereka berguna bagi
diri sendiri, keluarga dan juga bangsa
Seorang
anak dengan anak yang lainnya memiliki karakter yang berbeda satu sama lain,
sering terjadi pada orang tua terutama pada pasanagan muda yang mengalami sindrom
anak pertama, karena didorong oleh idealism yang tinggi, mereka memeperlakukan
anak tanpa memeperhatkan aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan anak , misal
anak dipaksa harus bisa menulis dan membaca pada usia 2 tahun tanpa
memeperhatikan tingkat kemampuan si anak itu sendiri
Hal
yang perlu mendapat perhatian orang tua adalah memperhatikan fase-fase perkembangan
anak, sehingga dalam memberi tugas sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya, sebab anak ketika menjadi dewasa secara otomatis pemikirannya berkembang. untuk itu
ia harus di sikapi sesuai dengan usianya, sehingga anak yang sudah dewsa tidak
disikapi seperti anak kecil.
Maka
tugas dan pekerjaan diberikan oleh orang tuanya kepada anak hendaknya sesuai
dengan usia dan kemampuannya hal ini supaya dpat mendididk anak bertanggung
jawab , jadi tidak selayaknya orang tua menyuruh anak kecil mengerjakan
pekerjaan orang dewasa
Apabila
orang tua senantiasa menghargai dan memuliakan kepribadian, niat baik usaha dan
kesungguhan anak maka dia telah membiasakan kepada mereka untuk selalu bersikap
mulia dan terhormat, sehingga bila sudah besar mereka akan menjadi
penegakkebenaran dan keadilan.
Apabila
sorang anak melakukan keaiban atau kesalahan , hendaknya orang tua jangan serta
merta mencaci maki dan membuka aib si anak. Apa lagi di depan teman-temannya
atau di depan orang banyak. Teguran keras yang dilakukan orang tua terhadap
anaknya yang membuat kesalahan dan kekeliruan sama seperti menelanjangi sang
anak di depan umum. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri si anak
Apabila
memarahi anak di depan umum sering dilakukan maka anak akan berkembang menjadi
pribadi yang minder, anak-aanak juga tidak suka orang lain mengadukan dirinya
kepada orang tuanya, oleh karena itu apabila seorang mesti mengadukan anak,
maka jangan adukan di depan anak tersebut. Sesungguhnya kehormatan dan harga
diri anak perlu diperhatikan.
Hendaknya
orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengoreksi diri bila
mereka melakukan kesalahan, sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang lebih
baik dan ideal dan dapat meningkatkan dirinya kepada hal yang lebih baik lagi,
bahkan menjadikan kesalah itu sebagai sarana untuk menuju kepada yang benar.
Sebenarnyanya anak-anak itu mudah diarahkan dan mudah untuk didiik.
Jika
anak melakukan kesalahan jangan hanya menunjukkan kesalahannya semata, tapi
luruskanlah supaya dia memahami bahwa apa yang dikerjakannya salah atu keliru
serta berilah solusi dengan memberi tau perbuatan yang benar yang seharusnya. sanksi
tidak perlu diberikan jika anak baru melakukan kesalahan atau kekeliruan, hal
yang paling penting adalah bagaimana orang tua menyadarkan anak bahwa telah
berbuat salah dan tidak mengulangi kesalahan tersebut.
Sebaiknya
memanggil anak dengan sebutan yang baik sehingga mereka tidak akan dipanggil
dengan pangilan yang jelek yang akan
dibawa oleh mereka sepanjang masa. Jangan memanggil atau menyeru anak dengan
panggilan jelek seperti hai bodoh
karena panggilan adalah doa seorang terhadap sesama, ini berdasarkan hadis Ummi
Salamah radhiayallahu anha, rasulullah alaihi wasallam bersabda: janganlah kalian menyeru (berdoa) atas diri
kalian kecuali dengan sesuatu yang baik, karena sesungguhnya malaikat akan
mengaminkan atas apa yang kalian ucapkan (HR. Muslim)
Maka
janganlah mengumpat anak dengan mengunakan kata
bodoh, tolol dan sebagainya. Umpatan tersebut pula dapat menyebabkan anak menjadi pengecut, mudah tersinggung dan
pemarah. Bahkan dengan itu anak juga akan belajar mengucapkan kata-kata
tersebut untuk mengumpat anak-anak yang lain.
Diantara
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah berusaha keras memilih
atau menyeleksi kata-kata yang baik, jauh dari kata-kata kasar dalam berbicara
dengan anak-anak apabila orang tua dikejutkan oleh anaknya hendaknya ia
mengucapkan masyaallah apabila orang
tua melihat sesuatu yang menarik perhatian hendaknya ia berucap subhanallah apabila anak berbuat
kebaikan hendaknya orang tua berkata barakallah
kata-kata seperti inilah yang harus dibiasakan supaya menjadi contoh yang baik
bagi anak-anak
Orang
tua hendaknya berusaha untuk berlaku bijaksana dalam menghadapi masalah-masalah
yang terjadi pada sang anak. Tidak mengedepankan emosi, tidak mudah menjatuhkan
sanksi telusuri setiap masalah pada anak dengan penuh hikmah dan
tabayyun(klarifikasi). Ketika seorang ank di timpa masalah, misalnya ketika dia
mendapatkan nilai rapor jelek, maka orang tua jangan serta merta memarahi,
mengatakan dasar pemalas, dan sebagainya. Akan tetapi hendaknya orang tua
memberikan motifasi, menasehati dan berusaha membangkitkan kepercayaan diri
anak . dengan begitu anak akan merasa dihargai dan akan lebih mudah menerima
ucapan orang tua.
Nabi
Muhammad adalah pribadi yang luar biasa bijaksana dalam kebaikan, namun bukan
bearti kebaikan beliau menjadikannya bersifat longgar terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh anggota keluarga. Beliau tetap konsisten dengan aturan dengan
aturan yang berlaku bagi keluarganya, adapun bagi anggota keluarga yang
melanggar maka beliau memberikan hukuman yang bersifat mendidik dan disertai
dengan kelembutan, meski hukuman itu bersifat tegas.
Islam
memerintahkan kepada ummatnya untuk berlaku adil terhadapsetiap orang. Bersikap
adil adalah suatu wujud ketaqwaan umat muslim , islam sangat menjunjung
keadilan sebagai suatu sikap mulia , termasuk kepada anak-anak. Para orang tua
hendaknya berusaha bersikap adil dalam memeperlalukan anak-anaknya. Orang tua
hendaknya berusaha untuk menjunjubg keadilan berdasarkan ajaran islam.
Sebagai
orang tua, ia perlu berprilaku adil kepada semua anak, baik anak laki-laki
maupun anak perempuan sehingga dapat dicapai keharmonisan dalam rumah tangga.
Jika ada orang tua yang bersikap tidak adil terhadap anak-anaknya maka hal itu
akan menimbulkan rasa iri antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan bila orang
tua bersikap adil, maka akan lebih
mendekatkan anak pada kepatuhan dalam berbakti kepada orang tua.
Dalam
sebuah hadist Bukhari dan Muslim, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw,
Basir bin sad, pada suatu hari meminta beliau untuk bertindak sebagai saksi
Saat memeberikan hadiah pada salah seorang anak laki-lakinya AL-Nukman.Nabi
kemudia bertanya apa kamu memberikan
hadiah yang sama kepada anak-anak mu? Basir menjawab tidak , kemudian nabi
saw bersabda, aku tidak bertindak sebagai saksi dari ketidak adilan .
Peristiwa
tersebut mengajarkan orang-orang muslim terutama para orang tua bagaimana
rasulullah saw sangat memperhatikan keadilan termasuk dalam memberi hadiah terhadap
anak-anak. Generasi salafus shahih memeprektekkan keadilan kepada anak-anaknya
samapi dalam perkara bermain, bercengkrama dan mencium anak-anak mereka.
Syariat
tidak menyukai memebedakan pemberian, perlakuan baik dan sebagainya antara
anak-anak. Jika ada alas an yang jelas dan dapat diterima secara syari.
Memebedakan perlakuan anak antara yang satu dengan yang lainnya karena
factor-faktor tertentu, seperti pengkhususan karena factor-faktor tertentu,
atau keperluan antara satu anak dengan anak yang lainny, atau mengalihakan
pemberian dari sebagaian anak karena kefasiakn dan kebidaahan, maka hal itu di
perbolehkan.
Hukuman
dengan mengunakan kekerasan perlu dihindarari seperti tamparan, tendangan atau
bentuk kekerasan lainnya. Kekerasan tidak akan memeberikan manfaaat bagi anak.
Kekrasan justru akan menyakiti fisik dan hatinya, cedera dan memebahyakan jiwa
anak bahkan ada yang mengalami stress, depresi atau troma, akan timbul
padadirinya bayangan atau imajinasi yang menakutkan diama ia akan selalu
terbayang dengan penuh kebencian terhadap orang tua yang pernah menghukumnya.
Orang
tua hendaknya menghindari sikap-sika dan tindakan-tindakan yang menjadikan anak
mengalami trauma, malas, atau enggan blajar. Orang tua hendaknya mengambil
sikap memudahakan urusan anak bukan mempersulitnya, sikap mepersulit justru
akan menjadikan anak ,erasa takut dengan setiap pembebanan yang diterimanya
dari orang tua dan berusaha dan berusaha menghindari orang tuakarena khawatir
akan di bebani dengan perkara-perkara yang beratlainnya.
Di
antara perkara yang bermanfaat dalam memperlakukan anak ialah menciptakan
suasana yang luwes. Apabila ibu bersifat keras terhadap anaknya ayah bersikap
lunak dan lemah lembut, sebaliknya apabila ayah bersikap kasar ibu yang harus
berlemah lembut. Satu contoh, terkadang
si anak melakukan suatu kesalahan, lalu ayah mencela dan memarahinya dan
menyebabkan si anak menyembunyikan diri karena takut mendapat sangsi keras lalu
datanglah si ibu sambil berusaha menghibur hatinya. Menjelaskan kesalahan
anaknya dengan lembah lembut.
Maka
disaat itu anak akn mau menerima kemarahan si ayah bahjan ia akan selalu
mengenang kebaikan ibunya. Dengan begitu si anak akan menjauhi dari melekukan
kesalahan lagi. Perlakuan seperti ini sangat bermanfaat dalam pendidikan
anak.lindungi dan peliharalah anak-anak mu karena itu adalah amanah dari Allah
didik mereka dengan baik dan benar arahkan mereka kepada jalan-jalan kebaikan,
perbaikiah kesalahan mereka dengan bijak dengan tidak berlaku kasar dan kejam
terhadap anak-anak mu.
Belum ada tanggapan untuk " "
Posting Komentar