Sejarah azan
Shalat
itu adalah kewajiban bagi setiap muslim yang baliq dan juga berakal, saat
sendiri itu sangat besar pahala apa lagi kalau shalat berjamaah pahalanya
hingga 27 kali lipat. Suatu ketika berkumpulah Nabi saw dan para sahabat
bermusyawarah tentang cara memanggil atau mengingakan orang-orang islam untuk
melaksanakan shalat. Salah satu dari seorang sahabat memberikan pendapat ya
Rasul jika sudah datang waktu shalat maka kita naikkan saja bendera tetapi
pendapat itu tidak di terima Nabi karena menaikan bendera tidak memberi tanda
apa-apa bagi orang yang sedang tidur untuk melaksanankan shalat
Kemudian
ada lagi sahabat yang lain mengusulkan di saat masuk waktu shalat maka kita
menyalakan api saja di tempat yang tinggi. Pendapat sahabat yang ini juga tidak
diterima Nabi karena menyalakan api itu selain dari syiar agama majusi juga
tidak akan memeberi efek apa-apa bagi orang yang sedang tidur untuk
melaksanakan shalat. Kemudian sahabat yang lain memberikan pendapat lagi jika
sudah masuk waktu shalat kita membunyikan terompet saja. Pendapat ini lagi-lagi
tidak diterima oleh Nabi karena terompet itu adalah alat yang digunakan oleh
orang-orang yahudi untuk kegiatan agama orang-orang yahudi dan Nabi tidak
menyukai hal-hal yang biasa dilakukan oleh yahudi.
Keudian
sahabat yang lain pun berpendapat dengan membunyikan lonceng. Nabi juga tidak
menerima pendapt ini karena lonceng digunakan oleh agama nasrani untuk kegiatan
ibadah mereka. Lalu sahabat yang lain lagi juga memberi pendapat di saat sudah
masuk waktu shalat kita panggil langsung orang-orang islam dengan mekanismenya
setiap orang mendatangi dan memanggil-manggil untk mengingatkan bahwa waktu
shalat telah tiba dan kita datangi kesetiap rumah-rumah. Begitu didengar Nabi
pendapat ini langsung diterima oleh Nabi.
Salah
satu sahabat yang ditugaskan untuk memanggil-manggil atau mengingatkan waktu
shalat adalah Abdullah bin Zaid Al-Ansari. Setelah pertemuan selesai Abdullah
bin Zaid pulang ke rumah, sesampai di rumah dalam keadaan sadar dan tidur
Abdullah bin Zaid bermimpi dan di dalam mimpinya datanglah seseorang yang memegang
lonceng. Kemudian Abdullah bin zaid bertanya kepada orang yang dalam mimpinya
itu,
Abdullah
bin zaid : ya hamba Allah apakah engkau menjual lonceng tersebut?
Hamba
Allah : untuk apa engkau lonceng
ya Abdullah?
Abdulah
bin zaid : untuk memanggil/memeberi tau
datangnya waktu shalat.
Hamba
Allah : kalau begitu bagai mana jika seandainya
aku mengajarkanmu beberapa kalimat sebagai ganti dari lonceng ini, untuk
memeberitau datangnya waktu shalat
Abdullah
bin Zaid : boleh, ajarkanlah aku
Kemudian
hamba Allah yang ada dalam mimpi Abdullah bin Zaid itu mengajarkan Abdullah kalimat-kalimat
azan, baca olehmu Allahuakbar 4x, asyhaduan an laa ilaaha illallaah 2x, asyhadu
anna Muhammadar rasulullah 2x, hayya ‘alash-shalaah 2x, Hayya ‘alal-falaah 2x,
allahuakbar 2x laa ilaaha illallaah 1x.
Dan
setelah Abdulah bin Zaid terbangun dari tidurnya beliau langsung menjumpai Nabi
melaporkan kejadian dalam mimpinya, kemudian nabi berkata itu adalah mimpi yang
sebenarnya . Dan Nabi berkata lagi ajarkanlah kalimat azan itu kepada Bilal
karena bilal lebih merdu suaranya .
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "sejarah asal mula kalimat azan"
Posting Komentar